Home »
» BERANI GAGAL BERANI MENCOBA
BERANI GAGAL BERANI MENCOBA
BERANI GAGAL BERANI MENCOBA : Dalam bisnis, sukses dan gagal ibarat dua sisi keping logam yang bisa
muncul kapan saja. Bagi Dave, yang terpenting mengambil bekal pengalaman
dari setiap pelajaran yang didapat. ”Soal kegagalan dalam bisnis,
hampir semua bisnis baru punya peluang 50 persen untuk gagal,” katanya
di kediamannya di kawasan Jakarta Timur.
Di tahun kedua, kata
dia, peluang gagal akan berkurang menjadi 20 persen. Selanjutnya, baru
bisnis bisa stabil. Ketika kali pertama terjun di bisnis pada 2004, Dave
langsung memegang industri yang sarat risiko, yakni penerbangan. Dia
menjabat Vice President Director PT AdamSky Connection. Pada awal 2007
musibah menimpa pesawat Adam Air jurusan Surabaya–Manado. Pesawat Boeing
737-400 yang dikenang dengan Penerbangan 574 itu limbung serta
menewaskan 96 penumpang dan enam awaknya.
- Setelah musibah
tersebut, pamor Adam Air meredup. Dave menyatakan, peristiwa tersebut
mulai dikait-kaitkan dengan isu politik. Ayah Dave, Agung Laksono,
menjadi ketua DPR kala itu. ”Karena kondisinya lebih ke arah politik,
saya diminta mundur dulu. Lalu, perusahaan dijual,” kata lajang
kelahiran Jakarta, 19 Agustus 1979, tersebut. Adam Air berhenti
beroperasi mulai 2008.
- Bisnis penerbangan bukan satu-satunya yang
dijajal Dave. Dia juga pernah mengelola bisnis produsen plastik melalui
PT Siwani Makmur, Tbk. Namun, karena diterpa lonjakan harga minyak
mentah yang menjadi bahan dasar produksi, bisnisnya menjadi tidak
ekonomis lagi. ”Lalu, saya jual dan keluar dari sana,” kata sarjana ilmu
politik California State University, Amerika Serikat, tersebut.
- Tidak
kapok berbisnis, Dave kini merintis usaha pertambangan nikel. Dia
mendirikan PT Nikel Jamblang Sejahtera dengan area Sulawesi Tenggara.
”Saya kini lebih fokus di situ. Karena masih baru, bisnis tersebut butuh
perhatian,” katanya.
- Menurut Dave, setiap kegagalan adalah awal
dari keberhasilan. ”Kita hanya butuh waktu untuk beradaptasi. Yang
penting adalah tanggung jawab. Selain itu, kita harus jeli,” papar ketua
umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia tersebut.
- Ketika
menemui kegagalan, Dave pantang menyalahkan orang lain. ”Kegagalan bukan
salah siapa-siapa, tetapi salah kita. Kegagalan disebabkan
ketidaktelitian kita dalam menjalankan usaha atau apa pun,” terangnya.
- Di
bisnisnya yang baru, Dave optimistis memiliki prospek cerah. ”Demand
tambang masih bagus,” ujarnya. Pasar internasional masih membutuhkan
komoditas. Meski demikian, Dave tetap mewaspadai perlambatan
perekonomian dunia yang pasti akan menurunkan permintaan karena produksi
melambat. ”Kalau ekonomi di sana goyang, jatuh, kan kami enggak bisa
jual ke sana. Kami bisa kena efek juga,” tutur mantan staf umum di
perwakilan tetap RI untuk PBB tersebut.
- Dave mengungkapkan cukup
beruntung karena bisa menimba banyak ilmu dari banyak bisnis berbeda.
”Semua ilmu tentu beda. Pertambangan, airlines, dan plastik tentu beda.
Tetapi, ada benang merah yang sama, yakni pengalaman dalam bekerja
menjalankan perusahaan dan berhubungan dengan orang,” paparnya.
- Sebagai
pebisnis muda, Dave menyatakan mesti mampu menghadapi setiap tantangan.
Dia mengutip moto Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), menjadi
pejuang pengusaha dan pengusaha pejuang. ”Kita harus bisa tahan banting
dengan segala kondisi dan permasalahan. Kita harus bisa jeli melihat
situasi dan bisa memanfaatkan situasi,” terangnya.
- Bagi Dave,
perekonomian Indonesia tetap memiliki potensi yang luar biasa. Sebab,
potensi sumber daya alam dan pasar di Indonesia sangat luas. Walau pasar
ekspor menyempit, pangsa pasar dalam negeri masih bisa dikembangkan.
Satu hal yang masih dia keluhkan adalah kondisi infrastruktur yang tidak
kunjung membaik. ”Tidak usah bicara infrastruktur jauh-jauh. Di Jakarta
saja, jalan berlubang di mana-mana,” tukasnya.
0 komentar:
Posting Komentar