Selasa, 11 Desember 2012

Home » » BERANI GAGAL BERANI MENCOBA

BERANI GAGAL BERANI MENCOBA

 BERANI GAGAL BERANI MENCOBA     :     Dalam bisnis, sukses dan gagal ibarat dua sisi keping logam yang bisa muncul kapan saja. Bagi Dave, yang terpenting mengambil bekal pengalaman dari setiap pelajaran yang didapat. ”Soal kegagalan dalam bisnis, hampir semua bisnis baru punya peluang 50 persen untuk gagal,” katanya di kediamannya di kawasan Jakarta Timur.

Di tahun kedua, kata dia, peluang gagal akan berkurang menjadi 20 persen. Selanjutnya, baru bisnis bisa stabil. Ketika kali pertama terjun di bisnis pada 2004, Dave langsung memegang industri yang sarat risiko, yakni penerbangan. Dia menjabat Vice President Director PT AdamSky Connection. Pada awal 2007 musibah menimpa pesawat Adam Air jurusan Surabaya–Manado. Pesawat Boeing 737-400 yang dikenang dengan Penerbangan 574 itu limbung serta menewaskan 96 penumpang dan enam awaknya.


  • Setelah musibah tersebut, pamor Adam Air meredup. Dave menyatakan, peristiwa tersebut mulai dikait-kaitkan dengan isu politik. Ayah Dave, Agung Laksono, menjadi ketua DPR kala itu. ”Karena kondisinya lebih ke arah politik, saya diminta mundur dulu. Lalu, perusahaan dijual,” kata lajang kelahiran Jakarta, 19 Agustus 1979, tersebut. Adam Air berhenti beroperasi mulai 2008.
  • Bisnis penerbangan bukan satu-satunya yang dijajal Dave. Dia juga pernah mengelola bisnis produsen plastik melalui PT Siwani Makmur, Tbk. Namun, karena diterpa lonjakan harga minyak mentah yang menjadi bahan dasar produksi, bisnisnya menjadi tidak ekonomis lagi. ”Lalu, saya jual dan keluar dari sana,” kata sarjana ilmu politik California State University, Amerika Serikat, tersebut.
  • Tidak kapok berbisnis, Dave kini merintis usaha pertambangan nikel. Dia mendirikan PT Nikel Jamblang Sejahtera dengan area Sulawesi Tenggara. ”Saya kini lebih fokus di situ. Karena masih baru, bisnis tersebut butuh perhatian,” katanya.
  • Menurut Dave, setiap kegagalan adalah awal dari keberhasilan. ”Kita hanya butuh waktu untuk beradaptasi. Yang penting adalah tanggung jawab. Selain itu, kita harus jeli,” papar ketua umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia tersebut.
  • Ketika menemui kegagalan, Dave pantang menyalahkan orang lain. ”Kegagalan bukan salah siapa-siapa, tetapi salah kita. Kegagalan disebabkan ketidaktelitian kita dalam menjalankan usaha atau apa pun,” terangnya.
  • Di bisnisnya yang baru, Dave optimistis memiliki prospek cerah. ”Demand tambang masih bagus,” ujarnya. Pasar internasional masih membutuhkan komoditas. Meski demikian, Dave tetap mewaspadai perlambatan perekonomian dunia yang pasti akan menurunkan permintaan karena produksi melambat. ”Kalau ekonomi di sana goyang, jatuh, kan kami enggak bisa jual ke sana. Kami bisa kena efek juga,” tutur mantan staf umum di perwakilan tetap RI untuk PBB tersebut.
  • Dave mengungkapkan cukup beruntung karena bisa menimba banyak ilmu dari banyak bisnis berbeda. ”Semua ilmu tentu beda. Pertambangan, airlines, dan plastik tentu beda. Tetapi, ada benang merah yang sama, yakni pengalaman dalam bekerja menjalankan perusahaan dan berhubungan dengan orang,” paparnya.
  • Sebagai pebisnis muda, Dave menyatakan mesti mampu menghadapi setiap tantangan. Dia mengutip moto Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), menjadi pejuang pengusaha dan pengusaha pejuang. ”Kita harus bisa tahan banting dengan segala kondisi dan permasalahan. Kita harus bisa jeli melihat situasi dan bisa memanfaatkan situasi,” terangnya.
  • Bagi Dave, perekonomian Indonesia tetap memiliki potensi yang luar biasa. Sebab, potensi sumber daya alam dan pasar di Indonesia sangat luas. Walau pasar ekspor menyempit, pangsa pasar dalam negeri masih bisa dikembangkan. Satu hal yang masih dia keluhkan adalah kondisi infrastruktur yang tidak kunjung membaik. ”Tidak usah bicara infrastruktur jauh-jauh. Di Jakarta saja, jalan berlubang di mana-mana,” tukasnya.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar